Tes objektif
disebut objektif karena
cara pemeriksaannya yang seragam
terhadap semua murid yang mengikuti sebuah tes. Tesobjektif juga dikenal dengan
istilah tes jawaban pendek (short answer test), dan salah satu tes hasil
belajar yang terdiri dari butir-butirsoal (items) yang dapat dijawab oleh
tester dengan jalan memilih salah satu (atau lebih), di antara beberapa
kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing masing items atau dengan
jalan menuliskan jawabannya berupa
kata-kata atau simbol-simbol
tertentu pada tempat-tempat yang disediakan
untuk masing-masing butir
yang bersangkutan.
Terdapat beberapa
jenis tes bentuk
objektif, misalnya: bentuk melengkapi (completion test), pilihan
ganda (multifle chois), menjodohkan (matching), bentuk pilihan benar-salah
(true false). Lebih jelasnya diuraikan subagai
berikut.
1. Melengkapi
(Completion test).
Completion test adalah
dikenal dengan istilah melengkapi atau menyempurnakan. Salah satu jenis
objektif yang hampir mirip sekali dengan tes objektif fill in. Letak
perbedaannya ialah pada tes objektif bentuk fill inbahan yang dites itu
merupakan satu kesatuan. Sedangkan pada tes objektif bentuk completion tidak
harus demikian.
Contoh:
Isilah titik-titik
dibawah ini dengan jawaban yang benar dan tepat.
Faktor prima dari
bilangan 15 adalah ......…
Test completion
memiliki kelebihan yakni :
a. Test ini amat mudah
dalam penyusunannya.
b. Jika dibanding
dengan tes objektif bentuk fill in, tes objektif ini lebih menghemat tempat
(kertas).
c. Karena bahan yang
disajikan dalam tes ini cukup banyak dan beragam.
d. Test ini juga dapat
digunakan untuk mengukur berbagai taraf kompetensi dan tidak sekedar
mengungkapkan taraf pengenalan atau hapalan
saja.
Kekurangan tes
completion yakni :
a. Pada umumnya tester
cenderung menggunakan tes model ini untuk mengungkapkan daya ingat atau aspek
hapalan saja.
b. Dapat terjadi
bahwa butir-butir item
dari tes model
ini kurang relevan untuk
disajikan.
c. Karena pembuatannya
mudah, maka tester
sering kurang hatihati dalam membuat soal-soal.
2. Test objektif bentuk
multifle choice test (pilihan berganda)
Test multifle chois,
tes pilihan ganda merupakan tes objektif dimana masing-masing tes disediakan
lebih dari kemungkinan jawaban, dan hanya satu dari pilihan-pilihan tersebut
yang benar atau yang paling benar.
Penyusunan tes dalam
bentuk multifle chois
a. Hendaknya antara
pernyataan dalam soal dengan alternatif jawaban terdapat kesesuaian.
b. Kalimat pada tiap-tiap
butir soal hendaknya dapat disusun dengan jelas.
c. Sebaiknya soal
hendaknya disusun menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
d. Setiap butir
pertanyaan hendaknya hanya mengandung satu masalah, meskipun masalah itu agak
kompleks.
Contoh “Hasil pembagian
¾ : ½ adalah:
a. 1 ½
b. 2 ½
c. 3 ½
d. 4 ½
Menurut Sumadi
Surya Brata, merinci
tes multiple choice
ada beberapa macam yaitu:
a. Jenis jawaban
benar
Contoh “ Hasil
penjumlahan -8 + 3 adalah:
a. 6
b. 5
c. 4
d. 3
b. Jawaban yang sesuai
yang paling tepat pertanyaan yang diikuti dengan alternatif,
Contoh; membaca ayat
al-Quran bertujuan untuk:
a. Mendapat pahala
b. Melaksanakan
perintahnya
c. Mengingat zikir
kepada Allah
d. Selamat dunia
akhirat.
c. Jawaban tidak
sesuai.
Contoh “Diantara
makhluk Allah yang diciptakan yakni manusia dan ..
a. Hewan
b. Laut
c. Bumi
d. Tanah
d. Jawaban negatif
dalam suatu soal bentuk multifle chois peserta didik diberi pernyataan yang
disediakan alternatif jawaban. Sebagian
besar dari alternatif
tersebut merupakan jawaban yang benar, kecuali ada satu yang salah.
Contoh: “Manakah
diantara Rasul-Rasul di bawah ini yang tidak termasuk ulul azmi.
a. Adam
b. Ibrahim
c. Musa
d. Isa.
3. Test objektif
bentuk matching (menjodohkan)
Test bentuk ini sering
dikenal dengan istilah tes menjodohkan, tes
mencari pandangan, tes
menyesuaikan, tes mencocokkan.
Ciriciri tes ini adalah :
a. Test terdiri dari
satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban.
b. Tugas tes adalah
mencari dan menetapkan jawaban-jawaban yang telah bersedia sehingga sesuai
dengan atau cocok atau merupakan pasangan, atau merupakan “jodoh” dari
pertanyaan.
Contoh sebagai berikut
:
Test bentuk matching
memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan dari tes ini
adalah .
1. Pembuatan mudah.
2. Dapat dinilai dengan
mudah dan cepat dan objektif.
3. Apabilas tes jenis
ini dibuat dengan baik, maka faktor merubah praktis dapat dihilangkan
4. Test ini sangat
berguna untuk menilai berbagai hal.
Kelemahan dari test
matchingyakni :
1. Matchingtest
cenderung lebih banyak mengungkap aspek hapalan
atau daya ingat.
2. Karena mudah
disusun, maka tes jenis ini kurang baik acap kali dijadikan “pelarian” bagi
pengajaran, yaitu kalau pengajar tidak sempat lagi untuk membuat tes bentuk
lain.
3. Karena jawaban
yang pendek, maka
tes ini kurang
baik untuk mengevaluasi pengertian
dan kemampuan membuat
tafsiran.
Adapaun cara
menyusunnya.
1. Hendaknya butir-butir
dari soal yang
dituangkan dalam bentuk mechingtest ini jumlahnya tidak kurang
dari 10 dat tidak lebih
dari 15 soal.
2. Daftar yang berada
disebelah kiri hendaknya dibuat lebih panjang ketimbang daftar yang disebelah
kanan, agar jawaban dapat dengan
cepat dicari dan
ditemukan oleh tester.
3. Sekalipun kadang-kadang
sulit dilaksanakan, usahakanlah agar petunjuk tentang cara mengerjakan soal
dibuat seringkas dan setengah mungkin
4. Test objektif bentuk fill in
(isian)
Test objektif bentuk
fill in ini biasanya berbentuk cerita atau karangan. Test objektif fill ini
memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya
ialah :
a. Dengan menggunakan
tes objektif bentuk
fill in maka
masalah yang diwujudkan tertuang secara keseluruhan dalam konteksnya.
b. Cara penyusunannya
mudah.
5. Test objektif
bentuk True False (benar
salah)
Test ini juga sering
dikenal dengan tes objektif bentuk “Ya-Tidak” tes objektif bentuk true false
adalah salah satu bentuk tes, dimana
ada yang benar dan ada
yang salah.
Contohnya adalah :
1. (B)-(S). Rasulullah
dilahirkan pada tahun 571 H bertepatan dengan tahun Gajah.
2. (B)-(S). Rasulullah
dijuluki dengan “Al-Amin” karena beliau tidak pernah bohong.
Kelebihan dan
kekurangan test true-false, kelebihannya ialah :
1. Pembuatan mudah
dapat dipergunakan berulang kali.
2. Dapat mencakup bahan
pelajaran yang luas.
3. Tidak terlalu banyak
memakan kertas.
4. Bagi tester cara
mengerjakannya mudah.
Adapun kekurangannya
adalah :
1. Test objektif bentuk
true falsemembuka peluang bagi tester untuk berspekulasi dalam
memberikan jawaban.
2. Sifatnya awal
terbatas dalam arti bahwa tes tersebut hanya dapat mengungkapkan daya ingat dan
pergerakan kembali saja.
3. Dapat terjadi bahwa
butir-butir soal tes objektif, jenis ini tidak dapat dijawab dengan dua
kemungkinan saja yakni benar atau salah.
Contohnya:
1. B-S Test objektif
lebih baik dari pada tes subjektif.
2. B-S IPS lebih
berguna untuk dipelajari ketimbang IPA. Adapun cara penyusunan test true
falseadalah:
1. Seyogianya membuat
petunjuk yang jelas, bagaimana mengerjakan soal tes, agar anak tidak bingung.
2. Jangan membuat
pernyataan yang masih dapat dipersoalkan antara benar dan salahnya, pernyataan
sudah benar atau salah.
3. Setiap soal supaya
mengandung satu perngertian saja, jangan membuat soal yang banyak mengandung pengertian.
1. Test objektif fill
ini cenderung lebih banyak mengungkapkan aspek pengetahuan atau
pengenalan saja.
2. Test ini juga
sifatnya konfrensif, sebab hanya dapat mengungkapkan sebahagian saja dari bahan
yang seharusnya diteskan.
Cara penyusunan tes
objektif bentuk fill in:
1. Agar tes ini dapat
digunakan secara efisien sebaiknya jawaban yang harus diisikan ditulis pada
lembar jawaban atau pada tempat yang
terpisah.
2. Ungkapan cerita yang
dijadikan bahan tes hendaknya disusun seringkas mungkin demi menghemat tempat
atau kertas serta waktu penyesuaiannya.
3. Apabila jenis mata
pelajaran yang akan disajikan itu memungkinkan pengajaran atau pengujian soal
juga dapat dituangkan dalam bentuk
gambar.
5. Test objektif
bentuk True False
(benar salah)
Test ini juga sering
dikenal dengan tes objektif bentuk “Ya-Tidak” tes objektif bentuk true false
adalah salah satu bentuk tes, dimana
ada yang benar dan ada
yang salah.
Contohnya adalah :
1. (B)-(S). Rasulullah
dilahirkan pada tahun 571 H bertepatan dengan tahun Gajah.
2. (B)-(S). Rasulullah
dijuluki dengan “Al-Amin” karena beliau tidak pernah bohong.
Kelebihan dan
kekurangan test true-false, kelebihannya ialah :
1. Pembuatan mudah
dapat dipergunakan berulang kali.
2. Dapat mencakup bahan
pelajaran yang luas.
3. Tidak terlalu banyak
memakan kertas.
4. Bagi tester cara
mengerjakannya mudah.
Adapun kekurangannya
adalah :
1. Test objektif bentuk
true falsemembuka peluang bagi tester untuk berspekulasi dalam
memberikan jawaban.
2. Sifatnya awal
terbatas dalam arti bahwa tes tersebut hanya dapat mengungkapkan daya ingat dan
pergerakan kembali saja.
3. Dapat terjadi bahwa
butir-butir soal tes objektif, jenis ini tidak dapat dijawab dengan dua
kemungkinan saja yakni benar atau salah.
Contohnya:
1. B-S Test objektif
lebih baik dari pada tes subjektif.
2. B-S IPS lebih
berguna untuk dipelajari ketimbang IPA.
Adapun cara penyusunan
test true falseadalah:
1. Seyogianya membuat
petunjuk yang jelas, bagaimana mengerjakan soal tes, agar anak tidak bingung.
2. Jangan membuat
pernyataan yang masih dapat dipersoalkan antara benar dan salahnya, pernyataan
sudah benar atau salah.
3. Setiap soal supaya
mengandung satu perngertian saja, jangan membuat soal yang banyak mengandung pengertian.
4. Dalam membuat soal
jangan ada kata-kata yang meragukan misalnya dengan kata “Kadang” “Barang
kali”.
Sekarang ini bentuk
true false tidak diperlukan lagi untuk tes hasil belajar karena bentuk ini
dianggap kurang tepat untuk mengukur tingkat kemajuan belajar
anak.
Berikut ditampilkan
kisi-kisi instrumen penilaian tes tertulis pilihan ganda dan uraian sebagai
berikut:
Mata pelajaran
:
Kelas/Semester :
Alokasi waktu
:
Jumlah Soal :
Bentuk Soal : Pilihan ganda/Uraian
C. Tes Tindakan
(Performance Test)
Tes tindakan
adalah tes yang
menuntut jawaban peserta
didik dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan di bawah
pengawasan
penguji yang akan
mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang kualitas hasil
belajar yang dihasilkannya atau ditampikannya. Peserta didik
bertindak sesuai dengan
apa yang diperintahkan
dan
ditanyakan.
Tes tindakan dapat
digunakan untuk menilai kualitas suatu perkerjaan yang telah selesai dikerjakan
oleh peserta didik, termasuk juga keterampilan dan ketepatan menyelesaikan
suatu pekerjaan, kecepatan dan kemampuan merencanakan suatu pekerjaan. Tindakan
atau unjuk kerja yang dapat dinilai
seperti: memainkan alat
musik, bernyanyi, membaca
puisi/deklamasi, menggunakan peralatan laboratorium, dan mengoperasikan
suatu alat.
Penilaian ini cocok digunakan
untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik menunjukkan
unjuk kerja. Cara penilaian
ini dianggap lebih
otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan
kemampuan peserta didik yang sebenarnya.
Contoh tes tindakan:
Coba tunjukkan di depan
kelas bagaimana cara mengajar dengan menggunakan model pembelajaran aktif tipe
jigsaw. Tes jenis ini sangat bermanfaat untuk memperbaiki
kemampuan/perilaku peserta didik,
karena secara objektif
kesalahan-kesalahan yang dibuat
oleh peserta didik dapat diamati
dan diukur, sehingga menjadi dasar
pertimbangan untuk praktik
selanjutnya.
Sebagaimana jenis tes
yang lain, tes tindakan pun mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan tes tindakan
adalah:
(1) satu-satunya teknik
tes yang dapat digunakan untuk mengetahui hasil
belajar dalam bidang
keterampilan, seperti keterampilan
membaca al-Qur’an
berdasarkan ilmu tajwid.
(2) sangat baik
digunakan untuk mencocokkan
kesesuaian antara pengetahuan
teori dengan keterampilan praktik, sehingga hasil
penilaian menjadi
lengkap.
(3) dalam
pelaksanaannya tidak memungkinkan peserta didik untuk saling menyontek.
(4) guru dapat lebih
mengenal karakteristik masing-masing peserta didik sebagai dasar tindak lanjut hasil
penilaian, seperti penbelajaran remedial.
Adapun kelemahan/kekurangan tes
tindakan adalah:
(1) memakan waktu
yang lama
(2) dalam hal tertentu
membutuhkan biaya yang besar
tenaga maupun biaya.
Jika syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi, maka hasil penilaian tidak dapat
dipertanggungjawabkan dengan
baik.
Contoh :
Format Penilaian
Tindakan Dalam Praktik Pelajaran ...
Nama Sekolah :
.........................................................
Mata Pelajaran :
.........................................................
Nama Peserta Didik :
.........................................................
Kelas/Semester :
.........................................................
Hari/Tanggal :
.........................................................
Tujuan : .........................................................
Pertunjuk: Berilah
penilaian dengan menggunakan tanda cek (V) pada setiap aspek yang tertera di
bawah ini sesuai dengan tingkat penguasaan peserta didik.
Keterangan nilai :
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
SK = Sangat Kurang
DAFTAR
PUSTAKA
Asrul, dkk.2014. Evaluasi Pembelajaran. Medan:
Citapustaka Media.
Komentar
Posting Komentar