CRITICAL JURNAL REVIEW : Contoh Critical Jurnal Review

     CRITICAL JURNAL REVIEW

Pengembangan Tes Kreativitas pada Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan

Inkuiri pada Materi Teori Kinetik Gas


KATA PENGANTAR 

Puji dan Syukur saya ucapkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Critical Jurnal Review. 

 

Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. 

 

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. 

 

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian. 

 

                                                                                                            Medan, November 2018

 

 

Penulis 

                       

 

 

 

 

 

 


 

DAFTAR ISI

 

Halaman Judul ................................................................................ i

Kata Pengantar ............................................................................... ii

Daftar Isi ....................................................................................... iii

 

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 1

1.3 Tujuan ..................................................................................... 1

 

BAB II RINGKASAN ISI JURNAL.............................................. 2

 

BAB III KEUNGGULAN PENELITIAN

(a)  Kegayutan antar elemen......................................................... 9

(b) Originalitas temuan................................................................ 9

(c)  Kemutakhiran masalah ......................................................... 9

(d) Kohesi dan koherensi isi penelitian........................................ 9

 

BAB IV  KELEMAHAN PENELITIAN

a.      Kegayutan antar elemen ....................................................... 10

b.     Originalitas temuan............................................................... 10

c.      Kemutakhiran masalah ........................................................ 10

d.     Kohesi dan koherensi isi penelitian....................................... 10

 

 BAB V IMPLIKASI

(a)  Teori................................................................................... 11

(b) Perogram Pembangunan di Indonesia.................................. 11

(c)  Pembahasan dan Analisa..................................................... 11

 

 

BAB VI PENUTUP

(a)  Kesimpulan............................................................................ 12

(b) Saran....................................................................................... 12

 

DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 13

 


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Critical Review secara singkat dapat diartikan sebagai evaluasi terhadap suatu artikel. Critical Review bukan hanya merupakan laporan atau tulisan tentang isi suatu artikel, tetapi lebih kepada evaluasi, seperti mengulas atau mereview, menginterpretasi serta menganalisis. Dan critical review bukan merupakan pembuktian  benar atau salah suatu artikel. Mengenai keungguluan dan kelemahan juga dijadikan pertimbangan bagi reviwer.

Critical Review lazimnya diberikan pada acara perkuliahan di perguruan tinggi sebagai wujud tugas oleh dosen kepada mahasiswa. Dengan begitu, tidak tertutup kemungkinan bagi kalangan umum yang mempunyai keinginan untuk mengasah kemampuannya dalam berpikir kritis. Di dalam perkuliahan, tugas critical review diberikan dengan tujuan agar mahasiswa mempunyai keinginan untuk membaca dan berpikir sistematis dan kritis serta dapat memberikan pendapat melalui tulisannya. Dalam hal ini, akan sangat membantu mahasiswa yang kurang memiliki ability dalam mengungkapkan pendapat secara lisan. Tidak hanya itu, dengan menulis critical review, mahasiswa akan dituntut untuk dapat membaca berbagai literatur, dan menggali hal-hal yang dianggap unik di dalam artikel atau buku yang dipilih untuk kemudian diperdalam, sehingga dapat menambah pemahaman yang lebih terhadap suatu kajian tertentu. Dan yang paling penting, dengan menulis critical review para reviewer dapat menguji pikiran pengarang atau penulis berdasarkan sudut pandang penulis dan pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki.

1.2  Rumusan Masalah

a.       Apakah itu critical jurnal review?

b.      Apa saja kelemahan dan kelebihan pada jurnal?

1.3  Tujuan

a.       Mengetahui pengertian critical jrnal review.

b.      Menegtahui kelemahan dan kelebihan pada jurnal.

 

 


BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL

Pengembangan Tes Kreativitas pada Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri pada Materi Teori Kinetik Gas

 

PENDAHULUAN

Standar isi dan standar kompetensi lulusan  pada  kurikulum  merupakan  tujuan  instruksional  yang  telah  ditetapkan  dan  diterapkan disekolah-sekolah.  Tujuan  tersebut  akan  mempengaruhi  setiap  perubahan  tingkah  laku  yang diharapkan  terjadi  dalam  diri  peserta  didik sebagai  hasil  belajar.  Fisika  sebagai  ilmu  dasar memiliki  karakteristik  yang  mencakup  bangun ilmu  yang  terdiri  atas  fakta,  konsep,  prinsip, hukum,  postulat,  dan  teori  serta  metodologi keilmuan (Mundilarto, 2010, p.4).

Sejalan  dengan  Standar  Kompetensi  Lulusan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 23 Tahun 2006 yang salah satunya menyebutkan standar  kompetensi  lulusan  yakni  peserta  didik menunjukan  kemampuan  berpikir  logis,  kritis, kreatif dan inovatif. Seseorang yang mempunyai kemampuan berpikir kreatif tidak hanya mampu memecahkan ataupun mengajukan suatu permasalahan dalam materi fisika, tetapi juga mampu melihat  alternatif  cara  penyelesaian  dari  pemecahan  masalah  itu.  Piirto  (2011,  p.2)menyatakan:

Educators nowadays are focusing on a set of recommendations  called  21st century  skills, and  among  these  are  creativity  skills.  Perhaps it’s time to joins the 21st century and to add  to  the  divergent  productions  exercises that flood the creativity enhancement market in education, and move into a new skill that take  into  account  the  whole  person,  the whole teacher,....

Menurut  Munandar  (1992, p.45),  alasan  kreativitas  perlu  dikembangkan yakni:

(1) dengan berkreasi orang dapat mewujudkan  dirinya,  dan  perwujudan  diri  termasuk salah  satu  kebutuhan  pokok  dalam  hidup manusia. 

(2) kreativitas  atau  berpikir  kreatif sebagai  kemampuan  untuk  melihat  bermacammacam  kemungkinan  penyelesaian  terhadap suatu  masalah,  merupakan  bentuk  pemikiran yang  sampai  saat  ini  masih  kurang  mendapat perhatian dalam pendidikan formal.

(3) bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu.

(4) kreativitaslah  yang  memungkinkan  manusia meningkatkan kualitas hidupnya.

Guilford (1985) menyatakan  bahwa  kreativitas  merupakan  proses  yang melibatkan  pemunculan  gagasan  atau  konsep baru  hasil pemikiran  berdaya  cipta  yang  dihasilkan  dalam  bentuk  aptitude  (berpikir  kreatif) maupun  non  aptitude  (afektif),  sehingga  dapat diketahui bahwa tes kemampuan yang dilakukan oleh  TIMSS  dan  PISA  merupakan  salah  satu bagian dari cara mengukur kreativitas.

Berdasarkan  hasil  TIMSS  tahun  2011, persentase  peserta  didik  Indonesia  yang  mencapai  tingkat  rendah,  sedang,  tinggi,  dan  lanjut dalam  bidang  sains  berturut-turut  adalah  54%, 19%,  10%  dan  3%.  Hasil  tersebut  menunjukan sekitar separuh peserta Indonesia tidak mencapai standar terendah TIMSS 2011, yaitu sekitar 46% untuk  sains.  Hasil-hasil  TIMSS  konsisten  dengan  hasil  PISA.  Survei  PISA  tahun  2009, mengelompokkan  peserta  mulai  dari  tingkat  1 yang  terendah  sampai  tingkat  6  yang  tertinggi.

Tingkat  2  dipandang  sebagai  tingkat  terendah dengan  potensi  kemampuan  yang  memadai untuk  hidup  layak  di  abad  ke-21.  Hasil  PISA 2009 menunjukan sekitar 65% peserta Indonesia tidak mencapai tingkat 2 dalam sains.

Angka-angka  tersebut  mengkhawatirkan karena  penguasaan  dasar-dasar  sains  yang meliputi  pemahaman  dan  kreativitas  diyakini harus dimiliki oleh setiap individu yang hidup di abad  ke-21.  National  Research  Council  (1997) mengemukakan  bahwa  bahwa: “setiap  individu harus  kenal  dekat  dengan  konsep-konsep  dasar sains, matematika, rekayasa, dan teknologi agar dapat  berpikir  kritis  tentang  dunia  ini  dan membuat keputusan cerdas dalam isu-isu pribadi dan kemasyarakatan”.

Menurut Sugiarto (2015, p. 2) selama ini kreativitas  peserta  didik  belum  banyak  dikembangkan  disekolah-sekolah,  padahal  untuk menyelesaikan  permasalahan  yang  semakin  kompleks  diperlukan  kreativitas  yang  tinggi  agar dapat memilih solusi yang tepat. Oleh sebab itu, dengan  adanya  evaluasi  yang  berorientasi  pada pengukuran  kreativitas  peserta  didik  pada  penyelesaian masalah suatu materi pelajaran  dapat menggambarkan  tingkat  berpikir  kreatif  peserta didik  dalam  suatu  materi  pada  ranah  kognitif. Unsur-unsur  hasil  belajar  pada  ranah  kognitif berkaitan  dengan  keseluruhan  pengetahuan peserta didik atas unit-unit materi pelajaran yang terorganisir secara berurutan, dari tingkat pengetahuan  yang  paling  rendah  (ingatan/hapalan) sampai tingkat yang paling tinggi (evaluasi).

Piirto  (2011,  pp.  18-22)  dalam  bukunya Creativity for 21st Century Skill  mengemukakan bahwa  kreativitas  bisa  dimunculkan  oleh  guru dengan banyak cara. Misalnya dengan membuat sebuah percobaan dari suatu permasalahan yang sering  muncul  dalam  kehidupan  sehari-hari.

Instrumen  yang  dikembangkan  difokuskan  pada  intrumen  penilaian  yang  yang  mengukur  kreativitas  berpikir  peserta  didik  dalam menyelesaikan permasalahan.  Tes kreativitas ini merujuk  pada  4  elemen  dasar  kreatif  dari Guilford  yaitu  kelancaran  (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality) dan  terperinci (elaboration).

Harapannya,  informasi  tentang  hasil  tes peserta didik  dalam menyelesaikan soal-soal  fisika  tersebut  dapat  digunakan  untuk  meningkatkan  mutu  kegiatan  belajar  mengajar  dan akhirnya  dapat  meningkatkan  prestasi  belajar fisika  peserta  didik.  Belajar  fisika  merupakan suatu  proses  yang  berkesinambungan  untuk memperoleh konsep, ide, dan pengetahuan baru yang  berdasarkan  pengalaman-pengalaman sebelumnya.  Oleh  karena  itu,  peserta  didik diharapkan  benar-benar  menguasai  konsep  dari suatu  materi  yang  diberikan  karena  konsep tersebut  akan  digunakan  untuk  mempelajari materi berikutnya.

METODE

Jenis Penelitian

Penelitian  ini  merupakan  penelitian Research  and  Development  (R&D).  Instrumen penilaian  yang  dikembangkan  berupa  tes  kreativitas dengan model pengembangan procedural. Ada  beberapa  langkah  penelitian  dan  pengembangan  yang  dapat  dilakukan,  yaitu:  (1) pengumpulan  informasi,  (2)  perancangan,  (3) mengembangkan  bentuk  produk  awal,  (4)  uji coba  terbatas,  (5)  revisi  hasil  uji  coba  terbatas, (6) uji coba lapangan, (7) revisi uji coba lapangan, (8) uji lapangan operasional, (9) revisi terhadap  produk  akhir  dan  (10)  desiminasi  dan mengimplementasikan  produk  (Borg  &  Gall, 2008, p. 589).

Prosedur

Prosedur  pengembangan  yang  digunakan dalam  penelitian  ini  menggunakan  langkahlangkah:  (1)  mengumpulkan  informasi  dengan cara studi pustaka dan  survei pra-penelitian; (2) melakukan perencanaan dengan cara analisis KI dan  KD,  analisis  pemetaan  materi, analisis tujuan  pembelajaran;  (3)  mengembangkan  produk  dengan  tujuan  menghasilkan  instrumen  tes kreativitas  dengan  pendekatan  inkuiri  yang berupa RPP, lembar kerja peserta didik, lembar validasi  instrumen,  lembar  observasi  pelaksanaan pembelajaran, dan tes kreativitas; (4) melakukan  penilaian  produk  memperoleh informasi perbaikan  dan  penyempurnaan  soal  tes  serta implementasinya di sekolah.

Pada  penilaian  produk  tahapan  yang dilakukan:  penilaian  dari  ahli  materi  dan  ahli evaluasi,  uji  coba  terbatas,  revisi  hasil  uji  coba terbatas, uji coba luas, revisi hasil uji coba luas. Salah  satu  cara  untuk  memastikan  kelas  yang menjadi  sampel  melakukan  pembelajaran  dengan pendekatan inkuiri, maka dalam penelitian ini dilakukan  treatment  terlebih dahulu.

Instrumen  yang  digunakan  dalam mengumpulkan  data  yaitu:  (1)  angket  validitas penilaian oleh ahli materi, ahli evaluasi dan guru

fisika; (2) lembar observasi untuk mendapatkan informasi  berkenaan  dengan  aktivitas  belajar dan  respon  peserta  didik  selama  mengikuti pembelajaran  dengan  pendekatan  inkuiri,  serta (3) soal berupa ters kreativitas berbentuk uraian bebas.

Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh melalui validasi oleh ahli,  uji  coba  terbatas,  uji coba  luas  (uji  pemakaian) kemudian dianalisis. Adapun skala  presentase  untuk  menentukan  keterlaksanaan  pembelajaran  menggunakan  rumus sebagai berikut

 

Validitas Konstruksi

Suatu  instrumen  dikatakan  memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek bepikir  (Surapranata,  2009,  p.  53).

Validitas Empiris

Tes  dikatakan  memiliki  validitas  jika hasilnya  sesuai  dengan  kriterium,  dalam  arti memiliki  kesejajaran  antara  hasil  tes  tersebut dengan  kriterium. Secara  sistematis  perhitungannya  sebagai berikut (Arifin, 2013, p. 223):


HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian  pengembangan  ini  telah  melalui  tahapan-tahapan  dalam  pengembangan instrumen  penilaian  pembelajaran  berupa  tes kreativitas  berbentuk  uraian  bebas  dengan  materi  teori  kinetik  gas  pada  pembelajaran  fisika yang menggunakan pendekatan inkuiri. Pengembangan ini bertujuan untuk mengukur kreativitas peserta  didik  dalam  konsep  teori  kinetik  gas melalui  penemuan  sendiri  dengan  melakukan sebuah percobaan sederhana dan menyelesaikan sebuah  permasalahan  yang  berkaitan  dengan kehidupan sehari-hari. Pengembangan  tes  kreativitas  dengan pendekatan  inkuiri  pada  penelitian  ini  menggunakan  model  pengembangan  Borg  &  Gall (2008)  dengan  mengambil  tujuh  langkah  yaitu studi pendahuluan, perencanaan, pengembangan bentuk  produk  awal,  uji  coba  terbatas,  revisi produk  berdasarkan  hasil  uji  terbatas,  uji  luas dan revisi produk berdasarkan uji coba luas. Berikut  ini  disajikan  secara  rinci  tahapan-tahapan dalam  pengembangan  tersebut  adalah  sebagai berikut:

Studi pendahuluan

Hal  yang  dilakukan  dalam  studi  pendahuluan adalah survei lapangan dan studi pustaka. Pada  hasil  dari  survei  lapangan  diperoleh  gambaran bahwa metode yang digunakan oleh guru fisika dalam proses pembelajaran berupa demostrasi,  presentasi  dan  ceramah.  Media  pembelajaran yang sering digunakan dalam proses pembelajaran yakni  software power point.  Berdasarkan  hasil  studi  pustaka,  intrumen  pembelajaran yang dikembangkan adalah instrumen  penilaian yang hanya menekankan  hasil belajar. Berdasarkan  hasil studi  pustaka  dan  survei  lapangan tersebut maka dijadikan sebagai landasan untuk mengembangkan tes kreativitas dengan pendekatan inkuiri.

Perencanaan

Pada  tahap  perencanaan  dilakukan  analisis  tugas  yang  meliputi  analisis  struktur  isi, analisis konsep, dan analisis tujuan pembelajaran.  Analisis  struktur  isi  dilakukan  dengan memilih  kompetensi  inti  (KI)  dan  kompetensi dasar  (KD)  yang  akan  dijadikan  acuan  untuk mengembangkan  instrumen  evaluasi.

Pengembangan Bentuk Produk Awal

Produk tes kreativitas dengan pendekatan inkuiri dikembangkan berdasarkan pada indikator-indikator  yang  sudah  disusun  sebelumnya. Indikator  tersebut  sebagaai  acuan  dalam  pembuatan  kisi/draft  instrumen  penilaian.  Kisikisi/draft yang telah dirancang kemudian dikembangkan  dengan  memperhatikan  urutan  materi serta kompetensi dasar dan indikator yang ingin dicapai dalam tes kreativitas fisika yang dikaitkan  dengan  indikator  4  elemen  berpikir  kreatif dari  teori  Guilford  dengan  acuan  dari  beberapa referensi yang peneliti kumpulkan agar soal tes kreativitas sesuai dengan taraf kesukaran peserta didik kelas XI SMA/MA. Tahapan tahapan yang dilakukan setelah draft awal selesai dibuat yaitu: (1)  meminta  koreksi  pada  peer  reviewer  dan dosen  pembimbing;  (2)  masukan  dari  ahli  materi;  (3)  masukan  ahli  evaluasi;  (4)  penilaian terhadap prosuk.

 

Uji Coba Terbatas

Uji  coba  terbatas  dilakukan  untuk  mendapatkan gambaran awal validitas empirik item tes  yang  dikembangkan.  Tes  kreativitas  yang dikembangkan  berbentuk  uraian  bebas.  Oleh sebab  itu  dianalisis  menurut  Partial  Credit Model  (PCM).

 

 

 

 

 

Revisi Hasil Uji Coba Terbatas

Berdasarkan  hasil  perhitungan  QUEST dan  hasil  masukan  dari  para  ahli  dan  dosen pembimbing  maka  soal  yang  dihapus  adalah  soal  nomor  2  dan  soal-soal  yang  lain  direvisi baik dari segi bahasa, pemodelan matematis dan kata tanya yang digunakan.

Uji Coba Luas

Kegiatan uji coba luas adalah melakukan uji  coba  perangkat  tes  yang  melibatkan  123 responden  dari  SMA  Negeri  1  Sewon.  Data respon peserta didik dalam penelitian ini diskor secara politomus dengan kategori 1, 2, 3, 4, dan 5. Data politomus 5  kategori dianalisis menurut Partial Credit Model (PCM).  Analisis kecocokan  butir  untuk  uji  coba  luas  dilihat  dari parameter  INFIT  untuk  mean  square  (MNSQ). Parameter-parameter  tersebut  diperoleh  dari analisis  menggunakan  program  Ques.

Berdasarkan  analisis  data  dengan  model PCM  maka dapat ditentukan butir yang mudah, sedang  dan sukar. Tingkat  kesukaran  butir pertanyaan adalah pada rentang untuk kategori  mudah, rentang untuk  kategori  sedang,  dan  rentang untuk  kategori  sukar.  Nilai  Reliability  of estimate  sebesar  0,67  artinya  reliabilitas  tes tinggi. Hal  ini  meyakinkan  bahwa  pengukuran memberiikan  hasil  yang  konsisten.  Testi  yang skornya tinggi akan benar pada setiap skor dan testi yang skornya rendah akan salah pada setiap skor.  Berikut  ditampilkan  distribusi  tingkat kesukaran item tes kreativitas pada Gambar.

 

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Kesimpulan  yang  dapat  diambil  pada penelitian  pengembangan  ini  mengacu  pada tujuan  penelitian  dan  pembahasan  adalah  sebagai berikut:  hasil uji coba terbatas, uji coba luas, dan uji pemakaian menunjukan bahwa tes kreativitas  yang  dikembangkan  valid  dan  reliabel serta berdasarkan masukan dari ahli materi, ahli evaluasi  masuk  dalam  kategori  sangat  baik. Dengan  demikian,  produk  ini  dapat  digunakan sebagai  alternatif  alat  penilaian  dalam  proses pembelajaran fisika; dan berdasarkan hasil penggunaan  tes  kreativitas  pada  uji  coba  lapangan (uji  coba  pemakaian)  dalam  mengukur  berpikir kreatif  peserta  didik  dapat  disimpulkan  bahwa peserta didik sudah mampu menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada soal berdasarkan ide/gagasan  mereka  sendiri.  Selain  itu,  hasil pengamatan  dari  dua  observer  dapat  diketahui bahwa selama pembelajaran peserta didik sudah berperan  aktif  dalam  diskusi  kelompok,  melakukan sebuah percobaan sederhana, menyelesaikan permasalahan,  dan  mengemukakan  ide/gagasan  dengan  menjawab  pertanyaan  pada LKPD.

Saran

Penelitian  ini  termasuk  penelitian  pengembangan  instrumen  evaluasi  pembelajaran fisika.  Adapun  saran  pemanfaatan  yaitu:  guru dapat  menerapkan  instrumen  tes  ini  dalam  kegiatan evaluasi pembelajaran fisika bagi peserta didik SMA/MA. Instrumen evaluasi pembelajaran  berupa  soal  kreativitas  dapat  digunakan sebagai  salah  satu  model  penilaian  alternatif yang dapat dipakai sebagai acuan untuk mengetahui  tingkat  kreativitas  peserta  didik  terhadap materi  teori  kinetik  gas;  serta  produk  ini  dapat dijadikan  contoh  oleh  guru  fisika  untuk mengembangkan instrumen tes yang mengetahui kreativitas  peserta  didik  dalam mengemukakan ide/gagasan  berdasarkan  masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.

 

BAB III
KEUNGGULAN PENELITIAN

(a)    Kegayutan antar elemen

Kegayutan antar elemen dari jurnal yang saya bahas menurut saya jurnal tersebut memiliki dasar elemen yang benar adanya dan memiliki beberapa teori yang memang dapat di benarkan, karena memang benar adanya dengan apa yang di jelaskan pada jurnal tersebut dengan adanya hubungan antar elemen tersebutlah akan tercipta suatu ide untuk memudahkan Mahasiswa dalam mempelajari pengembangan tes kreativitas pada pembelajaran fisika dengan pendekatan inkuiri. Penulis mampu menyajikan materi secara sistematis dan strukturalis, dengan mengurutkan pengantar masalah, sebab-sebab kreativitas peserta didik tidak dikembangkan, jenis tes apa saja yang digunakan untuk mengetahui kreativitas anak, dan kesimpulan materi.           

(b)   Originalitas temuan

Penulis mencantumkan data-data akurat atau bukti-bukti dari penelitian, yang memang membenarkan bahwa jurnal ini memang dilakukan oleh si peneliti.

(c)    Kemutakhiran masalah

Masalah yang diangkat cukup mutakhir, karena pentingnya kreativitas pada pembelajaran fisika

(d)   Kohesi dan koherensi hasil penelitian

Peneliti mampu menyajikan penelitian dengan kohesi dan koherensi, setiap materi yang disajikan tidak keluar dari topik yang dimaksud.

                                                                   

BAB IV
KELEMAHAN PENELITIAN

a.       Kegayutan antar elemen

Tiap elemen informasi yang dikemukakan membuat pembaca menjadi bingung dengan istilah-istilah baru dalam sistem informasi, dan juga pengelompokan aspek sangat bervariasi.

b.      Originalitas temuan

Penelitian sering diteliti oleh orang lain, sehingga mempunyai kecenderungan untuk mengadopsi beberapa gagasan yang sudah pernah dilakuakn.

c.       Kemutakhiran masalah

Lebih baik lagi jika penulis menyajikan juga permasalahan yang dihadapi Perguruan Tinggi dalam kreativitas pada pembelajaran fisika , dan masalah-maslah yang dihadapi mahasiswa.

d.      Kohesi dan koherensi hasil penelitian

Masalah ini masih terbilang cukup sering untuk diangkat kepermukaan, karena kretivitas anak itu memang harus ada untuk menghasilkan suatu karya dan untu mengembangkan kemampuan peserta didik tersebut.

 


BAB V
IMPLIKASI

(a)    Teori

Penelitian ini menggunakan Teori  Kreativitas, dimana ini merupakan teori yang dipelopori oleh Piirto. Bahwa  kreativitas  bisa  dimunculkan  oleh  guru dengan banyak cara. Teori Kreativitas digunakan dalam kajian ini untuk melihat pengembangan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran fisika dalam lingkungan sekolah, faktor-faktor yang mempengaruhi peserta didik sulit dalam berpikir kreatif dalam pembelajaran fisika.

(b)   Program Pembangunan di Indonesia

Dalam pembangunan di Indonesia, teori-teori kreativitas dapat dijadikan sebagai pedoman untuk untuk guru dancalon guru sebagai pengamat  kreativitas  untuk mengetahui sampai mana tingkat berpikir kritis anak agar perkembangan kreativitas dalam peserta didik di Indonesia menjadi lebih baik. Sehingga peserta didik dapat menghasilkan ide=ide yang inovatif dan kreatif yang untuk memajukan pembangunan di Indonesia.

(c)    Pembahasan dan Analisis

Pembahasan ini menggunakan model pengembangan  Borg  &  Gall (2008)  dengan  mengambil  tujuh  langkah  yaitu studi pendahuluan, perencanaan, pengembangan bentuk  produk  awal,  uji  coba  terbatas,  revisi produk  berdasarkan  hasil  uji  terbatas,  uji  luas dan revisi produk berdasarkan uji coba luas. Berdasarkan  hasil  studi  pustaka  dan  survei  lapangan tersebut maka dijadikan sebagai landasan untuk mengembangkan  tes  kreativitas  dengan  pendekatan inkuiri.  Analisis  konsep  dilakukan  untuk  mengidentifikasi  konsep-konsep  utama  yang  akan diajarkan  dan  disusun  secara  sistematis oleh guru. Produk tes kreativitas dengan pendekatan  inkuiri dikembangkan berdasarkan pada indikator-indikator  yang  sudah  disusun  sebelumnya. Indikator  tersebut  sebagaai  acuan  dalam  pembuatan  kisi/draft  instrumen  penilaian.  

BAB IV
PENUTUP

(a)    Kesimpulan

Critical jurnal review adalah sebagai evaluasi terhadap suatu artikel.Kesimpulan yang didapat setelah mengkritik jurnal yang berjudul “pengembangan tes kreativitas pada pembelajaran fisika dengan pendekatan inkuiri pada materi teori kinetik gas” yaitu jurnal ini memiliki kelebihan dan kelemahan pada setiap isinya.Kelebihan dan kekurangan itu dapat kita lihat dari kegayutan antar elemen, originalita temuan, kemutakhiran masalah, dan kohesi dan koherensi hasil penelitian.

 

(b)   Saran

Saran yang saya berikan pada jurnal pengembangan tes kreativitas pada pembelajaran fisika dengan pendekatan inkuiri pada materi teori kinetik gas yaitu agar di perbaiki atau direvisi agar jurnal  ini menjadi lebih baik lagi. Saran untuk makalah ini agar Bapak Dosen atau bagi para pembaca bisa memberi kritik atau saran agar makalah ini menjadi lebih baik lagi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Santofani, A., dan Dadan R. 2016. Pengembangan Tes Kreativitas pada Pembelajaran Fisika

dengan Pendekatan  Inkuiri pada Materi Teori Kinetik Gas. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA. V0l: 2. No: 2.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REKAYASA IDE : Langkah-langkah Rekayasa Ide dan Contoh

CRITICAL BOOK REPORT: Cara Membuat Critical Book Report dan Contoh CBR Evaluasi

Mini Riset Profesi Pendidikan: Contoh Mini Riset