CRITICAL JURNAL REVIEW : Contoh Critical Jurnal Review
CRITICAL JURNAL REVIEW
Pengembangan
Tes Kreativitas pada Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan
Inkuiri
pada Materi Teori Kinetik Gas
KATA PENGANTAR
Puji
dan Syukur saya ucapkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Critical Jurnal
Review.
Makalah
ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Medan, November 2018
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ................................................................................ i
Kata Pengantar ............................................................................... ii
Daftar
Isi ....................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah..................................................................... 1
1.3
Tujuan ..................................................................................... 1
BAB
II RINGKASAN ISI JURNAL.............................................. 2
BAB
III KEUNGGULAN PENELITIAN
(a) Kegayutan antar elemen......................................................... 9
(b) Originalitas temuan................................................................ 9
(c) Kemutakhiran masalah ......................................................... 9
(d) Kohesi dan koherensi isi penelitian........................................ 9
BAB
IV KELEMAHAN PENELITIAN
a.
Kegayutan antar elemen ....................................................... 10
b.
Originalitas temuan............................................................... 10
c.
Kemutakhiran masalah ........................................................ 10
d.
Kohesi dan koherensi isi penelitian....................................... 10
BAB V IMPLIKASI
(a) Teori................................................................................... 11
(b) Perogram Pembangunan di Indonesia.................................. 11
(c) Pembahasan dan Analisa..................................................... 11
BAB
VI PENUTUP
(a) Kesimpulan............................................................................ 12
(b)
Saran....................................................................................... 12
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Critical Review secara
singkat dapat diartikan sebagai evaluasi terhadap suatu artikel. Critical
Review bukan hanya merupakan laporan atau tulisan tentang isi suatu artikel,
tetapi lebih kepada evaluasi, seperti mengulas atau mereview, menginterpretasi
serta menganalisis. Dan critical review bukan merupakan pembuktian benar atau salah suatu artikel. Mengenai
keungguluan dan kelemahan juga dijadikan pertimbangan bagi reviwer.
Critical Review lazimnya
diberikan pada acara perkuliahan di perguruan tinggi sebagai wujud tugas oleh
dosen kepada mahasiswa. Dengan begitu, tidak tertutup kemungkinan bagi kalangan
umum yang mempunyai keinginan untuk mengasah kemampuannya dalam berpikir
kritis. Di dalam perkuliahan, tugas critical review diberikan dengan tujuan
agar mahasiswa mempunyai keinginan untuk membaca dan berpikir sistematis dan
kritis serta dapat memberikan pendapat melalui tulisannya. Dalam hal ini, akan
sangat membantu mahasiswa yang kurang memiliki ability dalam mengungkapkan
pendapat secara lisan. Tidak hanya itu, dengan menulis critical review,
mahasiswa akan dituntut untuk dapat membaca berbagai literatur, dan menggali
hal-hal yang dianggap unik di dalam artikel atau buku yang dipilih untuk
kemudian diperdalam, sehingga dapat menambah pemahaman yang lebih terhadap
suatu kajian tertentu. Dan yang paling penting, dengan menulis critical review
para reviewer dapat menguji pikiran pengarang atau penulis berdasarkan sudut
pandang penulis dan pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki.
1.2 Rumusan
Masalah
a.
Apakah
itu critical jurnal review?
b.
Apa
saja kelemahan dan kelebihan pada jurnal?
1.3 Tujuan
a.
Mengetahui
pengertian critical jrnal review.
b.
Menegtahui
kelemahan dan kelebihan pada jurnal.
BAB
II
RINGKASAN ISI JURNAL
Pengembangan
Tes Kreativitas pada Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri pada Materi Teori
Kinetik Gas
PENDAHULUAN
Standar
isi dan standar kompetensi lulusan
pada kurikulum merupakan
tujuan instruksional yang
telah ditetapkan dan
diterapkan disekolah-sekolah.
Tujuan tersebut akan
mempengaruhi setiap perubahan
tingkah laku yang diharapkan terjadi
dalam diri peserta
didik sebagai hasil belajar.
Fisika sebagai ilmu
dasar memiliki karakteristik yang
mencakup bangun ilmu yang
terdiri atas fakta,
konsep, prinsip, hukum, postulat,
dan teori serta
metodologi keilmuan (Mundilarto, 2010, p.4).
Sejalan dengan
Standar Kompetensi Lulusan pada Peraturan Menteri Pendidikan
Nomor 23 Tahun 2006 yang salah satunya menyebutkan standar kompetensi
lulusan yakni peserta
didik menunjukan kemampuan berpikir
logis, kritis, kreatif dan
inovatif. Seseorang yang mempunyai kemampuan berpikir kreatif tidak hanya mampu
memecahkan ataupun mengajukan suatu permasalahan dalam materi fisika, tetapi
juga mampu melihat alternatif cara
penyelesaian dari pemecahan masalah
itu. Piirto (2011,
p.2)menyatakan:
Educators
nowadays are focusing on a set of recommendations called
21st century skills,
and among these
are creativity skills.
Perhaps it’s time to joins the 21st century and to add to the divergent
productions exercises that flood
the creativity enhancement market in education, and move into a new skill that
take into account
the whole person,
the whole teacher,....
Menurut Munandar
(1992, p.45), alasan kreativitas
perlu dikembangkan yakni:
(1) dengan berkreasi
orang dapat mewujudkan dirinya, dan
perwujudan diri termasuk salah satu
kebutuhan pokok dalam
hidup manusia.
(2) kreativitas atau
berpikir kreatif sebagai kemampuan
untuk melihat bermacammacam
kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah,
merupakan bentuk pemikiran yang sampai
saat ini masih
kurang mendapat perhatian dalam
pendidikan formal.
(3) bersibuk diri
secara kreatif tidak hanya bermanfaat tetapi juga memberikan kepuasan kepada
individu.
(4) kreativitaslah yang
memungkinkan manusia meningkatkan
kualitas hidupnya.
Guilford
(1985) menyatakan bahwa kreativitas
merupakan proses yang melibatkan pemunculan
gagasan atau konsep baru
hasil pemikiran berdaya cipta
yang dihasilkan dalam
bentuk aptitude (berpikir
kreatif) maupun non aptitude
(afektif), sehingga dapat diketahui bahwa tes kemampuan yang
dilakukan oleh TIMSS dan
PISA merupakan salah
satu bagian dari cara mengukur kreativitas.
Berdasarkan hasil
TIMSS tahun 2011, persentase peserta
didik Indonesia yang
mencapai tingkat rendah,
sedang, tinggi, dan
lanjut dalam bidang sains
berturut-turut adalah 54%, 19%,
10% dan 3%.
Hasil tersebut menunjukan sekitar separuh peserta Indonesia
tidak mencapai standar terendah TIMSS 2011, yaitu sekitar 46% untuk sains.
Hasil-hasil TIMSS konsisten
dengan hasil PISA.
Survei PISA tahun
2009, mengelompokkan peserta mulai
dari tingkat 1 yang
terendah sampai tingkat
6 yang tertinggi.
Tingkat 2
dipandang sebagai tingkat
terendah dengan potensi kemampuan
yang memadai untuk hidup
layak di abad
ke-21. Hasil PISA 2009 menunjukan sekitar 65% peserta
Indonesia tidak mencapai tingkat 2 dalam sains.
Angka-angka tersebut
mengkhawatirkan karena
penguasaan dasar-dasar sains
yang meliputi pemahaman dan
kreativitas diyakini harus
dimiliki oleh setiap individu yang hidup di abad ke-21.
National Research Council
(1997) mengemukakan bahwa bahwa: “setiap individu harus kenal
dekat dengan konsep-konsep
dasar sains, matematika, rekayasa, dan teknologi agar dapat berpikir
kritis tentang dunia
ini dan membuat keputusan cerdas
dalam isu-isu pribadi dan kemasyarakatan”.
Menurut
Sugiarto (2015, p. 2) selama ini kreativitas
peserta didik belum
banyak dikembangkan disekolah-sekolah, padahal
untuk menyelesaikan
permasalahan yang semakin
kompleks diperlukan kreativitas
yang tinggi agar dapat memilih solusi yang tepat. Oleh
sebab itu, dengan adanya evaluasi
yang berorientasi pada pengukuran kreativitas
peserta didik pada
penyelesaian masalah suatu materi pelajaran dapat menggambarkan tingkat
berpikir kreatif peserta didik
dalam suatu materi
pada ranah kognitif. Unsur-unsur hasil
belajar pada ranah
kognitif berkaitan dengan keseluruhan
pengetahuan peserta didik atas unit-unit materi pelajaran yang
terorganisir secara berurutan, dari tingkat pengetahuan yang
paling rendah (ingatan/hapalan) sampai tingkat yang paling
tinggi (evaluasi).
Piirto (2011,
pp. 18-22) dalam
bukunya Creativity for 21st Century Skill mengemukakan bahwa kreativitas
bisa dimunculkan oleh
guru dengan banyak cara. Misalnya dengan membuat sebuah percobaan dari
suatu permasalahan yang sering
muncul dalam kehidupan
sehari-hari.
Instrumen yang
dikembangkan difokuskan pada
intrumen penilaian yang
yang mengukur kreativitas
berpikir peserta didik
dalam menyelesaikan permasalahan.
Tes kreativitas ini merujuk
pada 4 elemen
dasar kreatif dari Guilford
yaitu kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian
(originality) dan terperinci
(elaboration).
Harapannya, informasi
tentang hasil tes peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal fisika
tersebut dapat digunakan
untuk meningkatkan mutu
kegiatan belajar mengajar
dan akhirnya dapat meningkatkan
prestasi belajar fisika peserta
didik. Belajar fisika
merupakan suatu proses yang
berkesinambungan untuk memperoleh
konsep, ide, dan pengetahuan baru yang berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Oleh
karena itu, peserta
didik diharapkan benar-benar menguasai
konsep dari suatu materi
yang diberikan karena
konsep tersebut akan digunakan
untuk mempelajari materi
berikutnya.
METODE
Jenis
Penelitian
Penelitian ini
merupakan penelitian
Research and Development
(R&D). Instrumen
penilaian yang dikembangkan
berupa tes kreativitas dengan model pengembangan
procedural. Ada beberapa langkah
penelitian dan pengembangan
yang dapat dilakukan,
yaitu: (1) pengumpulan informasi,
(2) perancangan, (3) mengembangkan bentuk
produk awal, (4)
uji coba terbatas, (5)
revisi hasil uji
coba terbatas, (6) uji coba
lapangan, (7) revisi uji coba lapangan, (8) uji lapangan operasional, (9)
revisi terhadap produk akhir
dan (10) desiminasi
dan mengimplementasikan
produk (Borg &
Gall, 2008, p. 589).
Prosedur
Prosedur pengembangan
yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan langkahlangkah: (1)
mengumpulkan informasi dengan cara studi pustaka dan survei pra-penelitian; (2) melakukan
perencanaan dengan cara analisis KI dan
KD, analisis pemetaan
materi, analisis tujuan
pembelajaran; (3) mengembangkan
produk dengan tujuan
menghasilkan instrumen tes kreativitas dengan
pendekatan inkuiri yang berupa RPP, lembar kerja peserta didik,
lembar validasi instrumen, lembar
observasi pelaksanaan
pembelajaran, dan tes kreativitas; (4) melakukan penilaian
produk memperoleh informasi
perbaikan dan penyempurnaan
soal tes serta implementasinya di sekolah.
Pada penilaian
produk tahapan yang dilakukan: penilaian
dari ahli materi
dan ahli evaluasi, uji
coba terbatas, revisi
hasil uji coba terbatas, uji coba luas, revisi hasil
uji coba luas. Salah satu cara
untuk memastikan kelas
yang menjadi sampel melakukan
pembelajaran dengan pendekatan
inkuiri, maka dalam penelitian ini dilakukan
treatment terlebih dahulu.
Instrumen yang
digunakan dalam mengumpulkan data
yaitu: (1) angket
validitas penilaian oleh ahli materi, ahli evaluasi dan guru
fisika;
(2) lembar observasi untuk mendapatkan informasi berkenaan
dengan aktivitas belajar dan
respon peserta didik
selama mengikuti pembelajaran dengan
pendekatan inkuiri, serta (3) soal berupa ters kreativitas
berbentuk uraian bebas.
Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh melalui validasi oleh ahli, uji coba terbatas, uji coba luas (uji pemakaian) kemudian dianalisis. Adapun skala presentase untuk menentukan keterlaksanaan pembelajaran menggunakan rumus sebagai berikut
Validitas Konstruksi
Suatu instrumen
dikatakan memiliki validitas
konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap
aspek bepikir (Surapranata, 2009,
p. 53).
Validitas Empiris
Tes dikatakan
memiliki validitas jika hasilnya
sesuai dengan kriterium,
dalam arti memiliki kesejajaran
antara hasil tes
tersebut dengan kriterium. Secara sistematis
perhitungannya sebagai berikut
(Arifin, 2013, p. 223):
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Penelitian pengembangan
ini telah melalui
tahapan-tahapan dalam pengembangan instrumen penilaian
pembelajaran berupa tes kreativitas berbentuk
uraian bebas dengan
materi teori kinetik
gas pada pembelajaran
fisika yang menggunakan pendekatan inkuiri. Pengembangan ini bertujuan
untuk mengukur kreativitas peserta
didik dalam konsep
teori kinetik gas melalui
penemuan sendiri dengan
melakukan sebuah percobaan sederhana dan menyelesaikan sebuah permasalahan
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Pengembangan tes kreativitas
dengan pendekatan inkuiri pada
penelitian ini menggunakan
model pengembangan Borg
& Gall (2008) dengan
mengambil tujuh langkah
yaitu studi pendahuluan, perencanaan, pengembangan bentuk produk
awal, uji coba
terbatas, revisi produk berdasarkan
hasil uji terbatas,
uji luas dan revisi produk
berdasarkan uji coba luas. Berikut
ini disajikan secara
rinci tahapan-tahapan dalam pengembangan
tersebut adalah sebagai berikut:
Studi
pendahuluan
Hal yang
dilakukan dalam studi
pendahuluan adalah survei lapangan dan studi pustaka. Pada hasil
dari survei lapangan
diperoleh gambaran bahwa metode
yang digunakan oleh guru fisika dalam proses pembelajaran berupa
demostrasi, presentasi dan
ceramah. Media pembelajaran yang sering digunakan dalam
proses pembelajaran yakni software power
point. Berdasarkan hasil
studi pustaka, intrumen
pembelajaran yang dikembangkan adalah instrumen penilaian yang hanya menekankan hasil belajar. Berdasarkan hasil studi
pustaka dan survei
lapangan tersebut maka dijadikan sebagai landasan untuk mengembangkan
tes kreativitas dengan pendekatan inkuiri.
Perencanaan
Pada tahap
perencanaan dilakukan analisis
tugas yang meliputi
analisis struktur isi, analisis konsep, dan analisis tujuan
pembelajaran. Analisis struktur
isi dilakukan dengan memilih kompetensi
inti (KI) dan
kompetensi dasar (KD) yang
akan dijadikan acuan
untuk mengembangkan
instrumen evaluasi.
Pengembangan
Bentuk Produk Awal
Produk
tes kreativitas dengan pendekatan inkuiri dikembangkan berdasarkan pada
indikator-indikator yang sudah
disusun sebelumnya. Indikator tersebut
sebagaai acuan dalam
pembuatan kisi/draft instrumen
penilaian. Kisikisi/draft yang
telah dirancang kemudian dikembangkan
dengan memperhatikan urutan
materi serta kompetensi dasar dan indikator yang ingin dicapai dalam tes
kreativitas fisika yang dikaitkan
dengan indikator 4
elemen berpikir kreatif dari
teori Guilford dengan
acuan dari beberapa referensi yang peneliti kumpulkan
agar soal tes kreativitas sesuai dengan taraf kesukaran peserta didik kelas XI
SMA/MA. Tahapan tahapan yang dilakukan setelah draft awal selesai dibuat yaitu:
(1) meminta koreksi
pada peer reviewer
dan dosen pembimbing; (2)
masukan dari ahli
materi; (3) masukan
ahli evaluasi; (4)
penilaian terhadap prosuk.
Uji
Coba Terbatas
Uji coba
terbatas dilakukan untuk
mendapatkan gambaran awal validitas empirik item tes yang
dikembangkan. Tes kreativitas
yang dikembangkan berbentuk uraian
bebas. Oleh sebab itu
dianalisis menurut Partial
Credit Model (PCM).
Revisi
Hasil Uji Coba Terbatas
Berdasarkan hasil
perhitungan QUEST dan hasil
masukan dari para
ahli dan dosen pembimbing maka
soal yang dihapus
adalah soal nomor
2 dan soal-soal
yang lain direvisi baik dari segi bahasa, pemodelan
matematis dan kata tanya yang digunakan.
Uji
Coba Luas
Kegiatan uji coba luas adalah melakukan uji coba perangkat tes yang melibatkan 123 responden dari SMA Negeri 1 Sewon. Data respon peserta didik dalam penelitian ini diskor secara politomus dengan kategori 1, 2, 3, 4, dan 5. Data politomus 5 kategori dianalisis menurut Partial Credit Model (PCM). Analisis kecocokan butir untuk uji coba luas dilihat dari parameter INFIT untuk mean square (MNSQ). Parameter-parameter tersebut diperoleh dari analisis menggunakan program Ques.
Berdasarkan analisis
data dengan model PCM
maka dapat ditentukan butir yang mudah, sedang dan sukar. Tingkat kesukaran
butir pertanyaan adalah pada rentang untuk kategori mudah, rentang untuk kategori
sedang, dan rentang untuk
kategori sukar. Nilai
Reliability of estimate sebesar
0,67 artinya reliabilitas
tes tinggi. Hal ini meyakinkan
bahwa pengukuran memberiikan hasil
yang konsisten. Testi
yang skornya tinggi akan benar pada setiap skor dan testi yang skornya
rendah akan salah pada setiap skor.
Berikut ditampilkan distribusi
tingkat kesukaran item tes kreativitas pada Gambar.
SIMPULAN
DAN SARAN
Simpulan
Kesimpulan yang
dapat diambil pada penelitian pengembangan
ini mengacu pada tujuan
penelitian dan pembahasan
adalah sebagai berikut: hasil uji coba terbatas, uji coba luas, dan
uji pemakaian menunjukan bahwa tes kreativitas
yang dikembangkan valid
dan reliabel serta berdasarkan
masukan dari ahli materi, ahli evaluasi
masuk dalam kategori
sangat baik. Dengan demikian,
produk ini dapat
digunakan sebagai alternatif alat
penilaian dalam proses pembelajaran fisika; dan berdasarkan
hasil penggunaan tes kreativitas
pada uji coba
lapangan (uji coba pemakaian)
dalam mengukur berpikir kreatif peserta
didik dapat disimpulkan
bahwa peserta didik sudah mampu menyelesaikan permasalahan yang terdapat
pada soal berdasarkan ide/gagasan
mereka sendiri. Selain
itu, hasil pengamatan dari
dua observer dapat
diketahui bahwa selama pembelajaran peserta didik sudah berperan aktif
dalam diskusi kelompok,
melakukan sebuah percobaan sederhana, menyelesaikan permasalahan, dan
mengemukakan ide/gagasan dengan
menjawab pertanyaan pada LKPD.
Saran
Penelitian ini
termasuk penelitian pengembangan
instrumen evaluasi pembelajaran fisika. Adapun
saran pemanfaatan yaitu:
guru dapat menerapkan instrumen
tes ini dalam
kegiatan evaluasi pembelajaran fisika bagi peserta didik SMA/MA.
Instrumen evaluasi pembelajaran
berupa soal kreativitas
dapat digunakan sebagai salah
satu model penilaian
alternatif yang dapat dipakai sebagai acuan untuk mengetahui tingkat
kreativitas peserta didik
terhadap materi teori kinetik
gas; serta produk
ini dapat dijadikan contoh
oleh guru fisika
untuk mengembangkan instrumen tes yang mengetahui kreativitas peserta
didik dalam mengemukakan ide/gagasan berdasarkan
masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.
BAB
III
KEUNGGULAN PENELITIAN
(a)
Kegayutan antar elemen
Kegayutan
antar elemen dari jurnal yang saya bahas menurut saya jurnal tersebut memiliki
dasar elemen yang benar adanya dan memiliki beberapa teori yang memang dapat di
benarkan, karena memang benar adanya dengan apa yang di jelaskan pada jurnal
tersebut dengan adanya hubungan antar elemen tersebutlah akan tercipta suatu
ide untuk memudahkan Mahasiswa dalam mempelajari pengembangan tes kreativitas
pada pembelajaran fisika dengan pendekatan inkuiri. Penulis mampu menyajikan
materi secara sistematis dan strukturalis, dengan mengurutkan pengantar
masalah, sebab-sebab kreativitas peserta didik tidak dikembangkan, jenis tes
apa saja yang digunakan untuk mengetahui kreativitas anak, dan kesimpulan
materi.
(b) Originalitas
temuan
Penulis
mencantumkan data-data akurat atau bukti-bukti dari penelitian, yang memang
membenarkan bahwa jurnal ini memang dilakukan oleh si peneliti.
(c) Kemutakhiran
masalah
Masalah
yang diangkat cukup mutakhir, karena pentingnya kreativitas pada pembelajaran
fisika
(d) Kohesi
dan koherensi hasil penelitian
Peneliti
mampu menyajikan penelitian dengan kohesi dan koherensi, setiap materi yang
disajikan tidak keluar dari topik yang dimaksud.
BAB
IV
KELEMAHAN PENELITIAN
a. Kegayutan
antar elemen
Tiap
elemen informasi yang dikemukakan membuat pembaca menjadi bingung dengan
istilah-istilah baru dalam sistem informasi, dan juga pengelompokan aspek
sangat bervariasi.
b. Originalitas
temuan
Penelitian
sering diteliti oleh orang lain, sehingga mempunyai kecenderungan untuk
mengadopsi beberapa gagasan yang sudah pernah dilakuakn.
c. Kemutakhiran
masalah
Lebih
baik lagi jika penulis menyajikan juga permasalahan yang dihadapi Perguruan
Tinggi dalam kreativitas pada pembelajaran fisika , dan masalah-maslah yang
dihadapi mahasiswa.
d. Kohesi
dan koherensi hasil penelitian
Masalah
ini masih terbilang cukup sering untuk diangkat kepermukaan, karena kretivitas
anak itu memang harus ada untuk menghasilkan suatu karya dan untu mengembangkan
kemampuan peserta didik tersebut.
BAB
V
IMPLIKASI
(a) Teori
Penelitian
ini menggunakan Teori Kreativitas,
dimana ini merupakan teori yang dipelopori oleh Piirto. Bahwa kreativitas
bisa dimunculkan oleh
guru dengan banyak cara. Teori Kreativitas digunakan dalam kajian ini
untuk melihat pengembangan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran fisika
dalam lingkungan sekolah, faktor-faktor yang mempengaruhi peserta didik sulit
dalam berpikir kreatif dalam pembelajaran fisika.
(b) Program
Pembangunan di Indonesia
Dalam
pembangunan di Indonesia, teori-teori kreativitas dapat dijadikan sebagai
pedoman untuk untuk guru dancalon guru sebagai pengamat kreativitas
untuk mengetahui sampai mana tingkat berpikir kritis anak agar
perkembangan kreativitas dalam peserta didik di Indonesia menjadi lebih baik.
Sehingga peserta didik dapat menghasilkan ide=ide yang inovatif dan kreatif
yang untuk memajukan pembangunan di Indonesia.
(c) Pembahasan
dan Analisis
Pembahasan
ini menggunakan model pengembangan
Borg & Gall (2008)
dengan mengambil tujuh
langkah yaitu studi pendahuluan,
perencanaan, pengembangan bentuk
produk awal, uji
coba terbatas, revisi produk
berdasarkan hasil uji
terbatas, uji luas dan revisi produk berdasarkan uji coba
luas. Berdasarkan hasil studi
pustaka dan survei
lapangan tersebut maka dijadikan sebagai landasan untuk
mengembangkan tes kreativitas
dengan pendekatan inkuiri. Analisis
konsep dilakukan untuk
mengidentifikasi
konsep-konsep utama yang
akan diajarkan dan disusun
secara sistematis oleh guru.
Produk tes kreativitas dengan pendekatan
inkuiri dikembangkan berdasarkan pada indikator-indikator yang
sudah disusun sebelumnya. Indikator tersebut
sebagaai acuan dalam
pembuatan kisi/draft instrumen
penilaian.
BAB
IV
PENUTUP
(a)
Kesimpulan
Critical jurnal review
adalah sebagai evaluasi terhadap suatu artikel.Kesimpulan yang
didapat setelah mengkritik jurnal yang berjudul “pengembangan tes kreativitas
pada pembelajaran fisika dengan pendekatan inkuiri pada materi teori kinetik
gas” yaitu jurnal ini memiliki kelebihan dan kelemahan pada setiap isinya.Kelebihan
dan kekurangan itu dapat kita lihat dari kegayutan antar elemen, originalita
temuan, kemutakhiran masalah, dan kohesi dan koherensi hasil penelitian.
(b)
Saran
Saran
yang saya berikan pada jurnal pengembangan tes kreativitas pada pembelajaran
fisika dengan pendekatan inkuiri pada materi teori kinetik gas yaitu agar di perbaiki
atau direvisi agar jurnal ini menjadi
lebih baik lagi. Saran untuk makalah ini agar Bapak Dosen atau bagi para
pembaca bisa memberi kritik atau saran agar makalah ini menjadi lebih baik
lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
Santofani, A., dan Dadan R. 2016.
Pengembangan Tes Kreativitas pada Pembelajaran Fisika
dengan
Pendekatan Inkuiri pada Materi Teori
Kinetik Gas. Jurnal Inovasi Pendidikan
IPA. V0l: 2. No: 2.
Komentar
Posting Komentar